ZAT ADITIF
Assalamu'alaikum Wr. Wb. ^^
Guys, kali ini saya akan membahas tentang zat aditif yang banyak dijumpai oleh kalian dalam kehidupan sehari-hari.. untuk menambah wawasan kalian, yuk baca and ikuti :) dont boring yess ;)
Apa yang dimaksud dengan zat aditif? jenis- jenis apa saja yang digolongkan ke dalam zat aditif? Ingin tahu kan ? yuk kita simak berikut ini..
Zat Aditif pada Makanan
Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan
dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis-jenis zat
aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet,
pengemulsi dan pemutih.
Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada
yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek
samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
Bahan pengawet
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang
disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi
yang dapat merusak makanan. Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan
sintetik (buatan). Pengawet yang paling aman adalah bahan-bahan alam, misalnya
asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk asinan ikan/telur).
Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air
garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi
waktu coklat (browing reaction) pada buah apel.
Keuntungan zat aditif
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan
mutu makanan dan pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan.
Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih
menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka
perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia
telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri
Kesehatan dan lain-lain disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di samping
itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta
penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya
adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan
tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.
Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan tersebut
yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk
makanan dapat menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak
bahan makanan itu sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua
bahan kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya bersifat racun bagi
manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir seberapa
banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily
Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap
hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko
kesehatan.
ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai
standar digunakan berat badan 50 kg untuk negara Indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya. Satuan ADI adalah mg bahan tambahan makanan per kg berat
badan. Contoh: ADI maksimum untuk B-karoten = 2,50 mg/kg, kunyit (turmerin) =
0,50 mg/kg dan asam benzoat serta garam-garamnya = 0,5 mg/kg.
Untuk menghitung batas penggunaan maksimum bahan tambahan
makanan, digunakan rumus sebagai berikut
BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)
Di mana BPM = batas
penggunaan maksimum (mg/kg)
B = berat badan
(kg)
K = konsumsi
makanan (gr)
Contoh: Hitung
BPM bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk konsumsi makanan
harian yang mengandung bahan tersebut (1 kg) dan bobot badan 60 kg ?
Jawab
BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)
= 2 x 60 x 1.000 /1.000
= 120 mg/kg
Jadi batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan yang
mempunyai ADI 2 mg untuk 1000 gr makanan yang dikonsumsi konsumen yang berbobot
60 kg adalah 120 mg/kg. Perlu diingat bahwa semakin kecil tubuh seseorang maka
semakin sedikit bahan tambahan makanan yang dapat diterima oleh tubuh.
Pada pembahasan berikut disajikan pengaruh negatif dan
bahan tambahan pangan langsung yang meliputi: monosodium glutamat, sakarin dan
siklamat, zat antioksidan, tartrazin, asam benzoat, kalium sorbat, natrium
nitrit dan zat penambah gizi serta batasan penggunaan senyawa-senyawa tersebut
yang aman bagi kesehatan manusia
PENGELOMPOKAN
♥Pengawet
No
|
NamaBahan
|
Alami / Buatan
|
Ramah
Lingkungan / Berbahaya
|
1
|
Formalin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
2
|
Garam Dapur
|
Alami
|
Ramah
lingkungan
|
3
|
Bawang Putih
|
Alami
|
Ramah
Lingkungan
|
4
|
Boraks
|
Buatan
|
Berbahaya
|
♥Pewarna
No
|
Nama Bahan
|
Alami / Buatan
|
Ramah Lingkungan / Berbahaya
|
1
|
Kunyit
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Daun Suji
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Eritrosin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
Tartazine
|
Buatan
|
Berbahaya
|
♥Pemanis
No
|
Nama Bahan
|
Alami / Buatan
|
Ramah Lingkungan / Berbahaya
|
1
|
Gula Aren
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
2
|
Madu
|
Alami
|
Ramah Lingkungan
|
3
|
Sakarin
|
Buatan
|
Berbahaya
|
4
|
Aspartam
|
Buatan
|
Berbahaya
|
Macam-macam Zat Adiktif Alami dan Buatan
Zat
Pewarna
Adalah bahan yang dapat
memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik.
Contoh pewarna alami:
a. Anato (orange)
b. Karamel (cokelat hitam)
c. Klorofil (hijau)
d. kunyit,
e .daun pandan
f .daun suji,
g. wortel,
h. coklat
Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa
ini
dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
Penyedap rasa dan aroma
(flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang
banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa
pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil
propionat (rasa rum)
Penguat rasa (flavour
echancer)
Bahan penguat rasa atau
penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate)
yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.
Zat pemanis buatan.Bahan ini
tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya
500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya
50x gula) asam cuka, benzaldehida, amil asetat dan serbitol.
Adapun
penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos,
kunyit, ketumbar.
Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah
atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan
yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet
sintetis dan penggunaannya:
a. Asam benzoat, natrium
benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam
botol dan caos.
b. Natrium nitrat (NaNo3),
untuk daging olahan dan keju.
c. Natrium nitrit (Na No2),
untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
d. Asam propionate, untuk
roti dan sediaan keju olahan.
Contoh bahan pengawet alami:
- Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah
atau menghambat oksidasi.
Contoh:
a. Asam askorbat (bentukan
garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan
buah kalangan.
b. Butil hidroksianisol
(BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
c. Butil hidroksitoluen
(BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
- Pengemulsi,
pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu
pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin,
dan gom arab
- Pemutih
dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat
mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki
mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton
peroksida, dan kalium bromat
- Pengatur
keasaman
Zat aditif ini dapat
mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh:
asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam
laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
- Anti
kempal
Zat aditif ini dapat mencegah
pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk),
dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
- Pengeras
ini dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar
ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
- Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat
ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak
makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium
EDTA
- Penambah
gizi
Zat aditif yang ditambahkan
adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat,
feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Efek
samping
Bahan aditif juga bisa
membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan
atau sintetis.Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.Maka
dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan
juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang berbahaya.Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian
guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan
murah
Penggunaan zat aditif sintesis secara berlebihan bisa berakibat buruk bagi kesehatan.
Ada
lima zat aditif yang sebaiknya dihindari, yaitu :
1. Pewarna Buatan
Siapa yang
tak tertarik dengan aneka makanan yang berwarna-warni? Memang ada juga pewarna
alami yang berasal dari kunyit, wortel ataupun daun pandan, namun pewarna
buatan seringkali dipilih untuk menggantikan pewarna alami. Pewarna buatan
seringkali ditemukan pada minuman ringan, permen dan es krim. Sebuah studi
tahun 2007 yang kemudian diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menemukan sebuah
hubungan antara pewarna buatan dan tingkat hiperaktif pada anak.
2. Natrium Benzoat
2. Natrium Benzoat
Jenis
pengawet yang satu ini banyak ditemukan pada minuman ringan atau acar. Pengawet
memang kerap dipilih karena makanan atau minuman bisa bertahan lama, tentunya
hal ini bisa menguntungkan produsen. Namun tahukah Anda bahwa zat ini juga bisa
menyebabkan hiperaktif pada anak? Penggunaan secara berlebihan juga tak baik
bagi kesehatan.
3. Pemanis Buatan
3. Pemanis Buatan
Aspartam
dan sakarin merupakan jenis pemanis buatan. Banyak ditemukan pada soda diet
kalori, permen bebas gula ataupun pada jajanan anak-anak. Pemanis buatan dapat
menurunkan risiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.
4. Nitrit
4. Nitrit
Nitrit
banyak ditemukan dalam daging olahan. Sebuah tinjauan di tahun 2007 menyebutkan
bahwa Nitrit erat kaitannya dengan kanker. Produk daging olahan disimpulkan
sangat meningkatkan risiko kanker usus dan harus dihindari.
5. MSG (Monosodium Glutamat)
Monosodium
Glutamat sering digunakan sebagai penguat rasa pada makanan. Zat ini juga
dipakai untuk untuk melezatkan makanan. MSG juga biasa disebut vetsin. Beberapa
restoran Asia kerap menambahkan MSG dalam masakannya. MSG juga dapat menyebabkan
sakit kepala, mual dan sulit bernafas. Ada baiknya Anda menghindari mengkonsumsi ini.5. MSG (Monosodium Glutamat)
Demikian ilmu- ilmu, info dsb tentang zat aditif ini smoga bermanfaat bagi pembaca.. :) terimakasih telah membaca :)
diambil dari beberapa sumber ilmu pengeahuan alam ^^
Komentar
Posting Komentar